Dilansir dari situs medanbisnisdaily.com berikut ini adalah kisah yang sangat menginspirasi bagi kita semua.dalam hal ini adalah kisah sukses petani dari desa wonosari. - Kisah Petani Meraup Keuntungan Bersih 27 JUTA dalam waktu 2 bulan dari Menanam Semangka Non Biji -
grandmilano f1 bintang asia |
Dengan modal sebesar Rp 6 juta, Hariyono, petani di Desa Wonosari, Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai mengolah tanahnya seluas 15 rante untuk ditanami semangka non-biji. Saat panen, dirinya bisa mengantongi keuntungan Rp 27 juta. Dikurangi biaya operasional dan pengeluaran lainnya, dia bisa mengantongi laba bersih Rp 16 juta - 17 juta dalam 2 bulan!
Hariyono, yang saat ditemui di ladangnya sedang merawat tanamannya bersama istrinya tak memedulikan sengatan panas matahari siang kemarin. Dia memakai kaos putih berlengan panjang dan mengenakan topi hijau serta penutup lehernya melindunginya dari terik matahari.
grandmilano f1 bintang asia |
Dia membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman semangka. Dia membawa gunting untuk memotong batang utama tanaman semangka. "Semangka yang saya tanam ini semangka non-biji,". - Kisah Petani Meraup Keuntungan Bersih 27 JUTA dalam waktu 2 bulan dari Menanam Semangka Non Biji -
Ia menjelaskan, dirinya baru 2 musim ini mengembangkan tanaman semangka. Sebelumnya, di lahan 15 rante, ditanami padi. Namun, karena menurutnya, selama bulan puasa hingga Lebaran permintaan pasar akan buah, khususnya semangka, maka dirinya menanaminya semangka non-biji. Dirinya sengaja memilih semangka non-biji daripada semangka biji karena harga jual semangka non-biji yang lebih tinggi dibandingkan semangka biji.
grandmilano f1 bintang asia |
Dijelaskannya, harga jual semangka non-biji sebesar Rp 2.900 - Rp 3.000/kg. Harga tersebut merupakan harga sementara, pasalnya harga pasar bisa mengalami kenaikan dalam waktu tidak lama. Dibandingkan dengan semangka biji yang sekarang ini berkisar antara Rp 2.000 - Rp 2.300/kg, dengan demikian, menurutnya, mengembangkan semangka non-biji jauh lebih menguntungkan dibandingkan semangka non-biji.
TOKO ONLINE :
Pada musim lalu, dari lahan 15 rante, dirinya bisa menghasilkan sebanyak 11 ton. Dari situ, dirinya bisa mengantongi keuntungan Rp 27 juta. Setelah dikurangi biaya pengeluaran, seperti untuk pupuk, benih, obat, upah tenaga kerja dan penimbangan, laba bersih yang bisa dikantonginya sebesar Rp 16 juta- 17 juta.
Semangka tersebut, kata dia, dipasarkan tidak hanya di daerah sekitar, misalnya Serdang Bedagai, Medan, dan Deliserdang, namun juga sampai ke luar daerah lainnya. Bahkan di Medan sendiri, menurutnya mampu memasuki pasar supermarket dan mal. Hal tersebutlah yang mengangkat gengsi semangka non-biji dibandingkan semangka biji.
TOKO ONLINE :
Untuk memasarkannya, dirinya hanya menunggu pengumpul yang datang engan membawa mobil pickup. Pengumpul tersebut mengambil semangka dari para petani dengan harga yang disepakati, yang mana harga terakhir Rp 2.900/kg.
Musim kali ini, menurutnya, akan mengalami penurunan akibat perubahan iklim dan serangan hama kresek. Namun demikian, hal tersebut tertutupi dengan harga jualnya yang semakin naik. Ia menilai, jika permintaan semangka non-biji semakin naik, maka harga juga akan mengalami kenaikan. "Misalnya untuk sekarang ini harganya masih Rp 2.900/kg, tapi nantinya bisa saja naik lagi,"
Hal tersebut yang menurutnya membuat banyak petani lain juga mengembangkan semangka non-biji. Di desa tersebut, dirinya salah merupakan salah satu petani semangka non-biji yang mengenyam keuntungan dari budidaya semangka non-biji dan berhasil. "Karena itu, 15 rante sebagian besar saya tanami semangka non-biji semua,"
Hanya 1,5 rante yang ditanaminya semangka biji untuk membantu penyerbukan. Menurutnya, antara semangka non-biji dan semangka biji memang ada perbedaan perlakuan dalam hal penyerbukan. Jika semangka biji penyerbukannya bisa terjadi secara alami, namun untuk semangka non-biji harus dibantu oleh tangan manusia. Untuk melakukan penyerbukan, harus dilakukan padda pagi hari sekitar pukul 07.00.
TOKO ONLINE :
Ia mengakui, untuk membudidayakan semangka non-biji memang diperlukan perlakuan lebih dibandingkan semangka biji. Penyerbukan harus dilakukan dengan tangan sendiri karena tidak bisa terjadi secara alami. Selain itu, tanaman juga lebih sensitif dan tidak boleh terendam air. "Dibandingkan dengan semangka biji, lebih capek lah perawatannya, tapi karena harganya lumayan, jadi tak terasa,"
Menurut Kassubag Program Dinas Pertanian Sumatera Utara, Lusiantiny, selama ini produksi semangka di Sumatera Utara paling banyak dihasilkan dari Serdang Bedagai. "Pada periode Januari - Mei, produksi kita 35.621 ton, yang paling besar di Serdang Bedagai, dengan produksi 15.303 ton,"
Bagi yang ingin mencoba menanam buah semangka non biji bisa di bekli di toko kami, dengan harga terjangkau. produk benih berkualitas cap bintang asia.
TOKO ONLINE :
KATALOG BINTANG ASIA
BalasHapusKATALOG BENIH CITRA ASIA
https://katalog.benihcitraasia.co.id/mobile/index.html